WHO Bikin Komisi Khusus untuk Atasi Kesepian

by | Nov 20, 2023

Kesehatan Mental | Kesepian | WHO

FOMOMEDIA – Kesepian resmi dianggap WHO sebagai ancaman kesehatan dunia yang mendesak untuk diatasi. Sebuah komisi khusus pun dibentuk.

Kini, kesepian bukan sekadar masalah individu lagi, melainkan fenomena sosial yang mengancam penduduk dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan kesepian sebagai ancaman kesehatan global yang mendesak untuk ditangani.

Pandemi Covid-19, yang telah melumpuhkan berbagai aktivitas sosial dan ekonomi sejak 2020, memperparah tingkat kesepian di masyarakat.

Vivek Murthy, ahli bedah umum Amerika Serikat, mengklaim risiko kesehatan akibat kesepian lebih parah dari obesitas dan aktivitas fisik yang kurang. Ia bahkan menyebut kesepian sama buruknya dengan menghisap 15 batang rokok sehari.

Maka, bersamaan dengan penetapan kesepian sebagai ancaman kesehatan serius, diumumkan pula pembentukan Komisi WHO untuk Hubungan Sosial.

Selain Murthy, komisi itu diperkasai oleh Ralph Regenvanu (menteri adaptasi perubahan iklim di Vanuatu) dan Ayuko Kato (menteri yang bertanggungjawab atas tindakan menangani kesepian dan isolasi di Jepang).

Komisi beranggotakan 11 orang itu akan secara khusus menangani kesepian yang mengancam penduduk berbagai negara.

Bahaya Kesepian

Kesepian dapat meningkatkan risiko ganggungan kesehatan secara signifikan. Pada orang dewasa, kesepian disebut dapat tingkatkan risiko penyakit arteri koroner atau stroke sebesar 30%. Kesepian bahkan turut meningkatkan risiko demensia hingga 50%.

Tak hanya kelompok usia dewasa, kesepian juga dapat melanda kelompok usia muda. Penelitian terhadap 113 negara, menunjukkan persentase remaja yang alami kesepian berkisar di rentang 5-15%.

Angka tersebut kerap dipandang remeh karena terbilang kecil. Masalahnya, persentase remaja kesepian hari ini dapat memperparah persentase orang dewasa kesepian di masa mendatang.

Remaja yang mengalami kesepian di sekolah disebut lebih besar kemungkinannya untuk putus kuliah. Itu dapat menggulirkan berbagai dampak turunan. Dari akses ekonomi yang kurang memadai, kepuasan kerja dan kinerja yang rendah, hingga keterputusan dengan lingkungan.

Kesepian sebagai Masalah Lintas Negara

Kesepian sering dianggap sebagai problem negara maju, namun kesepian juga sudah menjadi fenomena negara-negara yang masih berkembang. Di Afrika, 12,7% remaja mengalami kesepian, lebih besar dibandingkan remaja Eropa dengan persentase 5,3%. Murthy bahkan mengklaim bahwa satu dari empat lansia mengalami isolasi sosial di seluruh wilayah dunia.

Murthy memimpin Komisi WHO untuk Hubungan Sosial bersama utusan pemuda Uni Afrika bernama Chido Mpemba.

“[Kesepian] melampaui batas negara dan menjadi masalah kesehatan masyarakat global yang mempengaruhi setiap aspek kesehatan, kesejahteraan, dan pembangunan,” ucap Mpemba, dikutip The Guardian. “Isolasi sosial tidak mengenal usia dan batasan.”

Di Afrika, dataran yang didominasi kaum muda itu, kesepian rentan terjadi karena isolasi sosial yang diakibat banyak faktor: perdamaian yang rapuh, krisis iklim, hingga tingkat pengangguran yang tinggi.

“Kami percaya bahwa penting untuk mendefinisikan kembali narasi seputar kesepian, khususnya bagi kelompok rentan yang terpinggirkan oleh kesenjangan digital,” tambah Mbepa.

“Masalah-masalah ini tidak berdampak pada satu negara saja,” timpal Murthy. “Kesepian adalah ancaman kesehatan masyarakat yang kurang dianggap serius.”

Mempertimbangkan kesepian sebagai masalah mendesak, Komisi WHO untuk Hubungan Sosial akan beroperasi selama tiga tahun. Tiga warsa itulah tenggat yang mereka miliki untuk menampakkan hasil.

Penulis: Ageng

Editor: Yoga

Ilustrator: Salsa

BAGIKAN :

ARTIKEL LAINNYA

KOMENTAR

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments