FOMOMEDIA – Tahun 2022 menjadi tahun kebangkitan industri musik dalam negeri. Maraknya festival musik yang silih berganti digelar tidak cuma menghilangkan dahaga para music geeks akan penampilan live, tetapi juga memberi kesempatan bagi para musisi serta kru panggung untuk mengais rezeki pasca pandemi.
Gairah di industri musik dalam negeri itu pun turut tercermin dari banyaknya artis yang merilis materi baru. Nama-nama beken seperti Tulus, Danilla Riyadi, Ardhito Pramono, Jason Ranti, .Feast, Navicula, hingga musisi senior Chandra Darusman, merilis album anyarnya di tahun ini. Selain itu, banyak musisi dan band pendatang baru yang menjadikan 2022 sebagai tahun mengadu peruntungan melalui rilisan album perdana.
Sebagai wujud suka cita bangkitnya industri musik dalam negeri, FomoMedia secara khusus mengkurasi karya musik terbaik-terbaik dari dalam negeri selama 2022. Hasil pilihan kami mungkin dapat membuat kamu kecewa, karena karya musisi idola kamu tidak masuk hitungan karya terbaik versi kami. Tapi, bukan berarti kami menganggap karya lain jelek, ya.
Tulus – Manusia (Tulus Company)
Manis dan elegan, dua kata tersebut yang mencerminkan album keempat dari penyanyi bernama lengkap Muhammad Tulus Rusydi. Manis nadanya, elegan liriknya. Membuat sepuluh lagu yang terdapat di dalam album Manusia laris di pasaran.
Sepuluh cerita yang dibawakan oleh Tulus sangat relatable dengan kisah perjalanan hidup dan cinta kaum milenial pada umumnya, membuat dia tanpa susah payah memasarkan album keempat sepanjang karier bermusiknya ini. Lagu Hati-Hati di Jalan langsung trending setelah dirilis karena netizen langsung memakai lagu tersebut di dalam unggahan konten mereka di media sosial. Bahkan, lagu ini sukses memecahkan rekor, salah satunya jumlah daily streams terbesar sepanjang sejarah Spotify Indonesia, yakni lebih dari 152 juta streams hingga tulisan ini dibuat.
Album Manusia melanjutkan kesuksesan tiga album sebelumnya yaitu Tulus (2011), Gajah (2014), dan Monokrom (2016) dari segi musikalitas dan kesuksesan komersial yang dihasilkan lelaki bujang berusia 35 tahun. Tak bisa disangkal lagi, bahwa Tulus adalah King of Pop industri musik Indonesia saat ini.
Baca juga: 5 Buku Indonesia Terbaik Terbitan 2022
Navicula – Archipelago Rebels (Navicula Records)
Merilis album penuh ke-11 yang berjudul Archipelago Rebels, Navicula menawarkan sesuatu hal yang baru perihal musikalitasnya. Bunyi-bunyian tradisional berapalkan mantra langsung terdengar, ketika melangkah masuk dalam perjalanan Archipelago Rebels lewat trek pembuka berjudul Dinasti Matahari.
Dalam album berisi 11 lagu ini, , Gede Robi (vokal/gitar), Dadang Pranoto (gitar), Krishnanda Adipurba (bas), dan Palel (drum) banyak bercerita tentang persoalan lingkungan hidup, interaksi antara manusia dengan alam, serta kontemplasi kehidupan.
Lirik tentang budaya, sosial, politik, dan lingkungan hidup memang sudah melekat pada karakter grup musik asal Pulau Dewata yang sudah berusia 25 tahun tersebut. Kehadiran Archipelago Rebels semakin mengukuhkan Navicula sebagai contoh bahwa band beraliran rock tidak melulu bicara sex, drugs, dan rock & roll.
Ardhito Pramono – Wijayakusuma (Aksara Records)
Setelah menuntaskan masa rehabnya, Ardhito Pramono comeback dengan Wijayakusuma, album penuh pertamanya yang berisikan 7 lagu syahdu berbahasa Indonesia ditambah satu lagu instrumental pada trek pembuka berjudul Mula. Inilah yang membedakan Wijayakusuma dibandingkan tiga mini album Ardhito sebelumnya yang selalu bersyairkan bahasa Inggris. Dirilisnya album Wijayakusuma juga penanda comeback-nya Aksara Records, perusahaan rekaman di Jakarta yang sempat sukses pada periode 2000-an akhir hingga 2010-an awal.
Pada lagu Daun Surgawi terlihat kematangan Ardhito meramu musik jazz bernada riang pop kreatif khas 80-an dilebur dengan kedewasaan lirik yang sangat mendalam. Lagu ini adalah persembahan yang ironis dari pengalamannya ketika harus menjalani rehabilitasi karena menikmati daun surgawi.
Wijayakusuma merupakan langkah awal untuk Ardhito menuju the Next Jazz Maestro yang populer dengan karya-karya berbahasa Indonesia.
Fleur! – Fleur Fleur Fleur! (Lamunai Records)
Mendengarkan album Fleur Fleur Fleur! dari girls band yang berawak Tanya Ditaputri (gitar, vokal), Tika Pramesti (drum, vokal), dan Yuyi Trirachma (bas, vokal) secara spontan mengunggah badan kita untuk menari a go go. Band yang terinspirasi dari Dara Puspita—sebuah girls band yang sempat berjaya manggung keliling Eropa di akhir era 1960-an—membawa kembali aura beat-beat garage rock era flowers generation untuk 11 lagu yang ada di dalam album debut mereka ini.
Fleur! mengajak teman musisi di dalam circle tongkrongan kayak Adra Karim untuk mengisi suara kibor yang membawa suasana psikedelik pada lagu berjudul Break Sebat, yang ditulis liriknya oleh jurnalis musik Hasief Ardiansyah.
Selain Break Sebat, teman seperjuangan nge-band mereka sewaktu masih di Flowers Girls—band tribute Dara Puspita yang cikal bakal Fleur!—Rika Putri Anjani menyumbang lirik di lagu Safe Flight, dan solois pria bersuara vintage, Bilal Indrajaya, menyumbang vokal dalam cover tembang lawas Juwita Malam.
Fleur Fleur Fleur! memberi warna alternatif lain di ekosistem musik Indonesia yang sudah lama merindukan kelompok musik perempuan yang bermain alat musik dengan irama joget-able.
Danilla Riyadi – Pop Seblay (Laguland Records)
Karakter unik Danilla Riyadi dituangkan lewat karyanya pada album Pop Seblay. Terlihat langsung pada trek awal berjudul Kudikan, dengan mengajak Fluxcup—seniman humoris yang populer dari konten dubbing berjudul Monyet Seblay—untuk berceloteh jahil penuh komedi.
Nada-nada minor nan sendu yang menjadi karakter Danilla dikemas dengan lirik yang intim namun santai dengan bahasa pergaulan sehari-sehari seperti pada judul lagu Kiw, Dungu-Dungu, dan MPV. Berkat lagu Kiw, Danilla Riyadi menyabet penghargaan kategori artis Solo Pria/Wanita Alternatif Terbaik pada AMI Awards 2022.
Untuk mengenal lebih dalam pesona yang penuh canda serta eksentrik dibalut keanggunan solois berusia 31 tahun ini, album Pop Seblay adalah medianya.
Penulis: Levy
Editor: Yoga
Ilustrator: Vito