Seorang Pemuda Jogja Ingin Bangun ‘Mars Buatan’ di Kulonprogo

by | Jun 26, 2023

Antariksa | Luar Angkasa | Mars | Sains | Teknologi | Yogyakarta

FOMOMEDIA – Venzha Christ, seorang pemuda asal Yogyakarta. berencana mengembangkan studi antariksa dengan Mars buatan.

Sebuah pengalaman berharga baru saja didapatkan oleh Venzha Christ. Tak semua orang bisa merasakan pengalaman belajar simulasi kehidupan di Mars.

Venzha mengikuti simulasi yang dilangsungkan di Amerika Serikat pada 2018. Di tahun tersebut Venzha merasa beruntung bisa mendapat kesempatan untuk menjalani simulasi kehidupan di Planet Mars selama dua bulan.

Di bulan pertama mengikuti simulasi, ia harus menyelesaikan serangkaian tes yang diberikan oleh Mars Society. Lembaga tersebut merupakan gabungan dari Musk Foundation, SpaceX, NASA, dan Nippon Hoso Kyokai. 

Venzha mengakui, tes-tes itu cukup berat. Ia bersama peserta lainnya wajib menulis laporan kegiatan harian. Tak hanya itu, Venzha juga harus menyelesaikan soal-soal mengenai situasi yang menuntut kemampuan pemecahan masalah. Ia terus diwajibkan menjawab 84 pertanyaan tes kejiwaan secara terus menerus selama satu bulan itu.

Setelah Venzha tes, Venzha memulai simulasi. Venzha masuk ke dalam bagian Team Asia, Crew 191. Tim tersebut pun menghuni kubah Marsh Desert Research Station dengan diameter enam meter yang terletak di Utah, Amerika Serikat.

Venzha bersama rekannya yang berasal dari Jepang mengikuti program simulasi tersebut selama dua bulan penuh. Tiap orang yang ada di tim memiliki kapasitas dan tugas masing-masing sesuai keahlian.

Di bagian penugasan ini, Venzha mengaku memiliki tugas utama memvalidasi data pancaran radiasi matahari. Menurutnya, tugas yang diberikan tidaklah semudah yang dibayangkan.

“Tugas saya adalah membawa alat untuk mendeteksi pancaran radiasi matahari,” kata Venzha, dikutip dari dw.com.

Studi Antariksa Masih Minim di Indonesia

Setelah dinyatakan lulus simulasi menjalani kehidupan di Mars, Venzha berniat menumbuhkan minat belajar luar angkasa kepada anak muda, terutama di Indonesia. Menurutnya, banyak pelajar dan mahasiswa yang sebenarnya memiliki ketertarikan di dunia antariksa. 

Menurutnya, para pelajar dan mahasiswa tersebut tidak mendapatkan akses serta pemahaman yang utuh sewaktu di sekolah.

“Subjek ini memang tidak populer dan dianggap tidak keren. Saya ingin mereka yang menyukai antariksa juga bisa dianggap keren,” ujar Venzha.

Pria kelahiran tahun 1975 itu menganggap bahwa edukasi mengenai studi antariksa di Indonesia seringkali menampilkan rumus-rumus astrofisika yang sulit dipahami. Dari hal tersebut, ia pun memiliki rencana menggabungkan seni dan aerospace supaya bisa menarik banyak orang.

Perjuangan Venzha mengikuti simulasi hidup di Mars tersebut memang tak mudah. Kesukaannya terhadap luar angkasa tidak tumbuh begitu saja. Namun, sejak kecil Venzha sudah gemar membaca komik dan mengoleksi barang-barang bertema fiksi ilmiah.

Lahir dari keluarga dengan latar belakang bapaknya seorang kepala sekolah SMP Katolik Santa Maria menjadikan minat Venzha terhadap bacaan sudah tumbuh sejak kecil. Ia pun sejak kecil sudah akrab dengan buku.

Namun, kesukaannya terhadap luar angkasa pun tak semulus yang dibayangkan. Semasa kecil Venzha sempat mendapatkan cibiran dari orang tua dan saudara-saudaranya.

Semenjak masuk ke dunia perkuliahan, Venzha pun mengumpulkan berbagai barang yang berkaitan dengan tema antariksa. Mulai dari buku, majalah, dan komik Venzha kumpulkan.

“Anggaran yang saya keluarkan untuk membeli barang-barang tersebut mulai dari lima ribu sampai 25 juta rupiah,” kata Venzha.

Bikin Simulasi Mars di Kulonprogo

Dengan banyaknya pengalaman yang dilalui Venzha, ia ingin membuka keran belajar mengenai antariksa di Indonesia. Tempat yang ia pilih untuk mengembangkan simulasi tersebut adalah Kulonprogo, Yogyakarta.

Venzha berencana akan membuat Analog Mars yang diberi nama VMARS, kepanjangan dari v.u.f.o.c Mars Analogue Research Station di kawasan Menoreh, Kulonprogo. Program pembangunan tersebut sudah ia rencanakan akan beroperasi mulai beroperasi pada 2021. Namun, dikarenakan adanya pandemi Covid-19, akhirnya rencana itu sempat tertunda.

Di tempat itu, Venzha akan mengawasi Unidentified Flying Object (UFO). Ia pun tak sendirian, Venzha dibantu oleh sembilan tenaga kerja setempat. Sampai saat ini, VMARS masih terus dalam tahap penyelesaian.

“Saya melibatkan masyarakat desa untuk mempersiapkan aktivitas sains karena di sana kegiatan seperti itu belum ada,” kata Venzha.

Penulis: Sunardi

Editor: Yoga

Ilustrator: Salsa

BAGIKAN :

ARTIKEL LAINNYA

KOMENTAR

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

[…] satunya adalah misi bersejarah helikopter Mars yang dilakukan oleh NASA. Badan antariksa Amerika Serikat itu semakin getol dalam penjelajahan di […]