Seorang Pemuda China Meninggal Usai Begadang 5 Hari Main Game

by | Dec 1, 2023

China | Game | Internasional | Teknologi

FOMOMEDIA – Gara-gara streaming game selama lima malam berturut-turut, pemuda asal China meninggal dunia. Bagaimana ini bisa terjadi?

Seorang pemuda di China harus mengembuskan napas terakhirnya gara-gara kelelahan streaming game. Pemuda yang diketahui bernama Li tersebut meninggal usai begadang selama lima malam berturut-turut.

Kejadian tersebut memang aneh dan menimbulkan berbagai tanda tanya. Namun, satu hal yang diketahui dari kasus tersebut yakni Li terbukti sangat kelelahan.

Lalu, apa yang membuat Li bisa sampai kelelahan ketika melakukan streaming game itu?

Dapat Kontrak Perusahaan

Li adalah pelajar di Sekolah Kejuruan dan Teknik Pingdingshan Henan, China. Ia direncanakan akan lulus dari sekolahnya itu pada Juni tahun depan.

Sebagai salah satu syarat kelulusan, Li harus mengikuti program magang di sebuah perusahaan. Akhirnya, seperti dilaporkan Unilad, Li mendapatkan kontrak dari sebuah perusahaan media China, Henan Qinyi Culture and Media Co.

Perusahaan tersebut meminta seorang streamer untuk melakukan streaming selama 240 jam dalam waktu 26 hari. Selama itu, Li diminta untuk mengunggah 15 video pendek. Dari situ, Li akan mendapatkan gaji minimum 3 ribu yuan atau sekitar Rp6,3 juta.

Akibat tugas tersebut, Li meninggal di kursi tempat ia melakukan streaming pada 10 November 2023 lalu. Li sendiri diketahui tinggal satu kontrakan dengan temannya di Zhengzhou. Teman Li pun tidak menduga bahwa Li akan meninggal dengan cara seperti itu.

Li dinyatakan meninggal usai melakukan streaming selama lima malam berturut-turut. Awalnya, kata Ayah Li, anaknya itu bekerja melakukan streaming pada siang hari. Namun, dengan tawaran honor lebih banyak di malam hari, akhirnya Li pindah ke sif malam.

Selama lima malam itu, Li diketahui melakukan streaming mulai dari jam 9 malam hingga jam 6 pagi. Aktivitas itu Li lakukan selama lima malam berturut-turut.

Perusahaan Membantah

Mendengar kematian Li, Henan Qinyi Culture and Media Co selaku perusahaan yang memberi tugas langsung membantah. Perusahaan itu mengaku tidak pernah membujuk Li untuk berganti sif.

Sementara itu, Li sendiri diketahui telah melakukan streaming selama 624 jam meskipun kewajiban yang harus ia penuhi hanya 240 jam.

Dari waktunya yang tersita untuk streaming game itu, Li kesulitan membagi waktu untuk tidur, bersosialisasi, hingga menyelesaikan tugas sekolah lainnya.

Perusahaan media tersebut mengatakan bahwa mereka sebatas menyediakan lokasi bagi para streamer yang akan melakukan streaming. Sementara, status Li hanya magang di perusahaan dan bukan pekerja formal.

Perusahaan juga menyatakan bahwa Li meninggal di rumah kontrakannya sendiri dan di luar jam kerja. Sebagai kompensasi, perusahaan akan menawarkan keluarga Li sebesar 697 dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp10,8 juta.

Namun, terkait kematian anaknya itu, ayah Li belum diketahui apakah akan mengambil jalur hukum atau tidak. Hingga kini, kematian Li telah menjadi pukulan telak bagi industri game di Negeri Tirai Bambu itu.

Penulis: Sunardi

Editor: Vito

Ilustrator: Vito

BAGIKAN :

ARTIKEL LAINNYA

KOMENTAR

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments