FOMOMEDIA – Sebuah drone AS berhasil ditembak jatuh milisi Houthi di lepas pantai Yaman. Dari Lebanon, Hizbullah pun siap membantu Hamas.
Konflik antara Hamas dan Israel membuat ketegangan di Timur Tengah semakin memanas. Aktor dari negara lain kini sudah terlibat aktif, termasuk milisi Houthi Yaman.
Pada akhir Oktober 2023 lalu, kelompok pemberontak tersebut mengklaim telah menyerang Israel. Namun, serangan tersebut berhasil digagalkan sistem pertahanan Israel dengan bantuan Amerika Serikat (AS).
Peran AS sendiri sangat sentral. Negara itu akhirnya ikut campur dalam memerangi Hamas dan aktor lain yang melakukan serangan ke Israel.
Dalam serangan milisi Houthi, akhir Oktober 2023 lalu, kapal perang angkatan laut AS berhasil mencegat rudal jelajah dan beberapa drone yang diluncurkan dari Yaman. Rudal tersebut rencananya akan menuju Israel.
Sejak saat itulah kemudian militer AS memindahkan aset militernya, termasuk kapal induk, marinir, dan kapal pendukung ke Timur Tengah. Mereka pun langsung melakukan pengawasan dan membantu Israel melakukan pertahanan.
Terbaru, militer Negeri Paman Sam tersebut mengirimkan pesawat tanpa awak ke wilayah Yaman. Namun, pesawat mata-mata tersebut berhasil ditembak jatuh oleh pasukan Houthi.
Menurut laporan BBC, seorang pejabat AS mengatakan sebuah drone MQ9 telah ditembak jatuh di lepas pantai Yaman oleh pasukan Houthi. Bahkan, peristiwa itu pun kemudian dibenarkan oleh juru bicara militer Houthi.
Eksistensi Houthi di Yaman memang sudah lama. Gerakan tentara Islam tersebut sudah muncul sejak 1990-an. Mereka mendapatkan sokongan dari Republik Islam Iran.
Hizbullah Ikut Ancam Israel
Selain milisi Houthi dan Iran yang menyatakan dukungan kepada Hamas, ada juga Hizbullah dari Lebanon. Kelompok yang juga didukung oleh Iran tersebut menentang aksi kejahatan perang yang dilakukan oleh Israel.
Militer Israel dianggap dengan sengaja telah membunuh warga sipil dan anak-anak. Bahkan, akibat tindakan itu, Hizbullah memperingatkan akan adanya perang yang lebih luas di Timur Tengah.
“Perkembangan yang sangat serius dan berbahaya dapat terjadi di wilayah tersebut, dan tidak ada yang bisa menghentikan dampaknya,” kata Sheikh Naim Qassem, pemimpin Hizbullah Lebanon, dikutip dari BBC.
“Israel meningkatkan agresinya terhadap warga sipil dan membunuh lebih banyak perempuan dan anak-anak. Apakah mungkin hal ini terus berlanjut dan meningkat, tanpa membawa bahaya nyata ke wilayah tersebut? Saya kira tidak,” lanjutnya.
Selain itu, Qassem pun menegaskan bahwa tindakan yang dilakukan oleh Israel akan mendapat respons. Sejauh ini, ia bersama kelompok yang dipimpinnya hanya memberikan peringatan saja. Namun, bukan berarti, kata Qassem, tidak ada kemungkinan lain untuk berjuang bersama Hamas.
Seperti serangan Israel ke Lebanon pada Minggu (5/11/2023) lalu misalnya. Serangan tersebut menewaskan seorang wanita dan tiga anak. Hizbullah pun langsung membalas dengan mengirimkan roket ke Israel. Serangan balasan itu pun menewaskan seorang warga sipil Israel.
Lalu, dengan melihat pasukan Israel yang terus merangsek ke wilayah Gaza dan membuat warga sipil terusir dari tempat tinggalnya, apakah peran kelompok militan yang berbasis di Yaman dan Lebanon tersebut melancarkan serangan lagi?
Kita nantikan saja perkembangan berikutnya.
Penulis: Sunardi
Editor: Yoga
Ilustrator: Salsa
[…] Serangan pasukan Houthi ini memang mengejutkan banyak pihak. Sebagai bentuk dukungan kepada Hamas, kapal-kapal kontainer milik AS yang menuju Israel diserang habis-habisan oleh Houthi. […]
[…] Di akun YouTube-nya. Abdul yang punya 42 ribu subscribers pun membagikan pengalamannya sebagai penumpang kapal yang mengalami pembajakan dan menjadi sandera milisi Houthi. […]