FOMOMEDIA – Roger Waters mengenakan kostum mirip seragam tentara Nazi dalam konser di Berlin. Tuduhan antisemit terhadap dirinya pun semakin menguat.
Mantan pembetot bas Pink Floyd, Roger Waters, sedang dihujat banyak pihak menyusul aksi kontroversialnya dalam sebuah konser di Berlin. Di konser tersebut, Waters mengenakan kostum yang menyerupai seragam pasukan Schutzstaffel (SS) atau unit paramiliter Nazi pada Perang Dunia II.
Kontroversi, bagi Rogers, memang sudah bukan barang asing. Salah satu yang membuat sosok 79 tahun itu acap mendapat hujatan adalah ketidaksukaannya pada Israel. Menurut Waters, Israel adalah negara apartheid dan dia mengajak para musisi untuk memboikot negara tersebut.
Karena secara konstan mengkritik dan menentang Israel, tak jarang label antisemit disematkan kepada Waters. Nah, aksi Waters mengenakan kostum menyerupai seragam SS itu tadi pun seakan-akan menguatkan citra bahwa sosok kelahiran Surrey itu memang antisemit.
Setelah konser di Mercedes-Benz Arena, Berlin, 17 Mei 2023 itu berakhir, investigasi langsung dilakukan oleh kepolisian setempat. Pasalnya jelas. Yakni, bahwa di Jerman, menampilkan simbol-simbol Nazi adalah perbuatan melanggar hukum.
“Kami tengah menyelidiki kemungkinan munculnya kebencian publik karena kostum yang dikenakan di atas panggung bisa digunakan untuk menustifikasi rezim Nazi, sehingga [perbuatan] itu kami anggap mengganggu ketenangan publik. Kostum yang dikenakan mirip dengan kostum perwira SS,” ujar Martin Halweg, juru bicara Kepolisian Jerman, dikutip dari BBC.
Sementara itu, Waters sendiri membantah bahwa kostum yang dikenakannya adalah wujud glorifikasi terhadap Nazi. Sebaliknya, menurut pencipta lagu Another Brick in the Wall itu, dia mengenakan kostum itu “untuk menunjukkan bahwa dia menentang fasisme.”
Kostum yang dikenakan Waters itu sebetulnya bukan kostum baru. Pada 1982, dalam film The Wall yang dibintangi Bob Geldof, kostum itu sudah pernah muncul sebagai representasi fasisme. Kostum itu sendiri berupa mantel panjang hitam dengan kain merah melilit bagian lengan. Di kain merah itu terdapat gambar dua martil hitam yang bersilangan.
Tak cuma itu, kontroversi lain yang ditampilkan Waters dalam penampilannya di Jerman tersebut adalah bagaimana dia mengapungkan sebuah balon berbentuk babi. Pada balon berbentuk babi itu, terdapat lambang Bintang Daud yang merupakan simbol dalam bendera Israel.
Waters sendiri berada di Jerman untuk menyelenggarakan tur bertajuk This Is Not A Drill. Sebelum tampil di Berlin, sudah dua kali Waters didemo oleh sejumlah kelompok Yahudi. Jelang konser pemungkas di Jerman yang digelar di Frankfurt, Minggu (28/5/2023) malam waktu setempat, aksi protes terhadap Waters pun kembali terjadi.
Konser Waters di Frankfurt itu sendiri dilangsungkan di sebuah area Festhalle yang memiliki sejarah kelam. Pada 1938, lebih dari 3.000 orang Yahudi dikumpulkan oleh serdadu Nazi di sana, dipukuli dan dilecehkan, sebelum akhirnya dikirim ke kamp konsentrasi. Bahwa Waters acap mengkritik Israel, itu kemudian dianggap sebagai sebuah penghinaan bagi orang Yahudi di Frankfurt.
“Kata-kata dan pesan yang dia sampaikan adalah sebuah tren untuk menormalisasi kebencian terhadap Israel di bawah perlindungan kebebasan berekspresi,” kata Elio Adler, Ketua WerteInitiative, sebuah kelompok Yahudi, dikutip dari The Guardian.
Waters, sementara itu, tetap kukuh dengan pendiriannya. Dia menegaskan bahwa dia bukan sosok antisemit. “Aku sangat sedih karena ada sebagian orang di Jerman, yang mewakili Israel, menyerangku, menuduhku sebagai seorang antisemit, dan berusaha membatalkan konserku,” kata Waters, dilansir BBC.
Dalam kesempatan sebelumnya, Waters pun telah menjelaskan alasan mengapa dia tidak menyukai Israel. “Kenyataan yang terjadi dalam teritori yang diokupasi adalah: Jika kamu Yahudi, kamu punya hak. Jika kamu bukan Yahudi, kamu tidak punya hak. Sesederhana itu,” katanya dalam wawancara dengan Der Spiegel.
Penulis: Yoga