FOMOMEDIA – Pada malam Anies menyinggunng JAKI di panggung debat capres, aplikasi tersebut diolok-olok sampai diretas.
Aplikasi Jakarta Kini atau JAKI diduga kena retas. Peristiwa peretasan terjadi Selasa (12/12/2023) malam, hanya beberapa saat setelah Anies Baswedan membanggakannya di acara debat capres.
“Dulu di Jakarta, kami buat namanya JAKI. JAKI adalah sebuah super apps yang membuat setiap pelayanannya ada ukurannya,” ujar Anies di panggung debat gedung KPU, Jakarta.
“Lalu publik yang melapor tahu persis. ‘Saya lapor kapan harus selesai? Dengan begitu standardisasi akan bisa terjadi’,” lanjutnya.
JAKI dilengkapi berbagai fitur layanan. Mulai dari laporan warga, ambulans, transportasi publik, pajak, harga pangan, peta, kualitas udara, hingga pemantauan banjir.
Setelah Anies menyinggung JAKI sebagai tanggapannya atas penjelasan Ganjar Pranowo soal pelayanan publik, aplikasi itu ramai jadi pembicaraan di jagat maya.
Pemilik akun @rahmimi di X memulai pembicaraan dengan mengeluhkan JAKI sebagai aplikasi tak berguna. Ia meminta Anies agar jangan membawa “sampah” tersebut ke ranah negara dengan populasi 250 juta orang.
Cuitan itu menuai beragam respons. Banyak di antaranya justru memuji JAKI, sembari menceritakan pengalaman mereka memakainya. Sejumkah warganet Jakarta mengakui JAKI membuat laporan soal jalan berlubang atau pohon tumbang lekas mendapat tindakan, selambat-lambatnya 3 hari.
Bahkan banyak yang mengaku, saat melaporkan orang parkir sembarangan atau orang membakar sampah, petugas betul-betul datang dan menegur dalam 24 jam.
Seperti bumerang, upaya menjelek-jelekkan JAKI justru membuat bukti-bukti sebaliknya bermunculan. Sebab, kolom reply maupun quote tweet cuitan tersebut malah dipenuhi oleh testimoni warga Jakarta yang merasakan manfaatnya.
Tapi, serangan terhadap JAKI tak berhenti pada tingkat tuduhan. Malam itu juga, JAKI kena retas.
Kena Retas Malam Itu Juga
Sekira pukul 21:00 WIB, sejumlah pengguna memperoleh notifikasi di layar gawai mereka. Tak seperti notifikasi biasanya, pesan yang muncul menampilkan teks dalam huruf kapital semua.
“HALO WARGA JAKARTA SELAMAT MALAM!!! ..BARUSAN JAKI DI MENTION DI DEBAT PILPRES NIH, WAH SORRY TO SAY, BUT APLIKASI INI TAMPAKNYA TIDAK TERLALU DIURUS KENYATAANNYA. DARI SEGI TEKNOLOGI, KEAMANAN IT-NYA YANG ASAL-ASALAN DIURUS, DAN SUB-SUB FUNGSI APLIKASI YANG SEPERTI DIBUAT KURANG MAKSIMAL DAN TERLIHAT HANYA SEPERTI TEMPLATE AGAR TERLIHAT MENDONGKRAK KREDIBILITAS DI SEKTOR INFRASTRUKTUR IT DAN DIGITALISASI MERATA DI JAKARTA, MUNGKIN BANYAK PIHAK YANG AKAN TIDAK SUKA DENGAN AKSI SAYA SAAT INI, BUT TO BE HONEST, HAMPIR SELURUH JAKARTA MENGGUNAKAN APLIKASI INI DENGAN SEMUA IZIN YANG DI ALLOW DI PERANGKATNYA,” demikian bunyi kalimat saat aplikasi JAKI kena diretas.
“DAN I ADMIT IT, APLIKASI INI KEREN. TAPI BELUM CUKUP LAYAK UNTUK DISEBUT TEROBOSAN TEKNOLOGI JIKA ADA CACAT DI SISI KEAMANAN DATANYA YANG MENGANCAM PRIVASI SELURUH PENGGUNANYA. BAYANGKAN ADA BERAPA DATA YANG BERLALU LALANG SETIAP HARINYA DAN APABILA SELURUH DATA PERSONAL WARGA JAKARTA INI TERANCAM OLEH ULAH ORANG YANG TIDAK BERTANGGUNG JAWAB, DISINI SAYA HANYA MENGINGATKAN DAN MENCOBA MEMBERI AWARENESS LEBIH JAUH,” sambung kalimat itu, dikutip Detik.
“Kami menyampaikan permohonan maaf atas gangguan teknis di salah satu fitur aplikasi JAKi,” ujar Plt Kepala Dinas Kominfotik DKI Sigit Wijatmoko saat dikonfirmasi Kompas pada Rabu (13/12/2023).
Terkait ancaman pencurian data, Sigit memastikan bahwa data-data dari pengguna JAKI tetap aman meski memang sempat mendapat gangguan. Sebab, menurut Sigit, fitur JAKI yang diretas adalah JakWarta yang menampilkan informasi berita-berita di DKI Jakarta.
Sigit menekankan, ke depannya Pemprov DKI, melalui Unit Pengelola (UP) Jakarta Smart City, berupaya mendeteksi potensi gangguan lebih cepat agar tak terjadi hal yang sama.
Anies Minta Pemerintah Usut
Sementara itu, capres nomor urut 1 kaget ketika mendengar kabar peretasan itu. “Masa? Serius?” tanyanya, saat dimintai keterangan oleh wartawan begitu baru keluar dari kantor KPU, usai menghadiri debat capres.
“Menurut saya ini salah satu adalah ciri bahwa kita harus berubah. Jangan sampai ketika ada ungkapan politik, kebebasan berbicara, lalu harus berhadapan dengan rasa takut,” sambungnya.
“Nggak boleh terjadi dan pemerintah harus mengusut, harus,” kata Anies, dikutip CNBC Indonesia.
Kini, JAKI telah kembali normal untuk digunakan oleh masyarakat.
Penulis: Ageng
Editor: Yoga
Ilustrator: Salsa