FOMOMEDIA – Manuver politik Budiman Sudjatmiko menuai kecaman dari partai. Keputusan dipecat atau mengundurkan diri kini menantinya.
Aksi dukungan politikus PDI Perjuangan (PDIP) Budiman Sudjatmiko kepada Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden (capres) 2024 menuai kecaman dari partainya. Partai berlogo kepala banteng itu pun akhirnya mengultimatum mantan aktivis 98 tersebut.
Ultimatum dari PDIP akan diputuskan pada Senin (21/8/2023) hari ini. Pilihannya, Budiman memilih mundur atau dipecat sebagai kader PDIP.
Sebelumnya, deklarasi dukungan Budiman ke Prabowo dilakukan pada Jumat (18/8) lalu di Marina Convention Centre, Kota Semarang, Jawa Tengah. Pria kelahiran Cilacap, Jawa Tengah, itu mendeklarasikan “Prabu” alias Prabowo Budiman Bersatu.
Aksi manuver itu pun langsung mendapatkan reaksi dari PDIP. Bahkan, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan akan ada sanksi tegas menanti Budiman.
“Nanti, Pak Komarudin [Ketua DPP Bidang Kehormatan PDIP] akan mengumumkan, yang jelas partai tidak mentolerir terhadap tindakan indisipliner setiap kader partai. Partai akan mengambil suatu tindakan yang tegas. Opsinya mengundurkan diri atau menerima sanksi pemecatan,” kata Hasto, dikutip dari DetikNews.
Hasto menilai bahwa aksi tersebut merupakan bentuk pembajakan terhadap kadernya. Apalagi pada Minggu (13/8) lalu, Partai Golkar dan PAN dikabarkan telah merapat ke dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya. Dua partai yang saat ini dekat dengan istana itu pun seakan terlihat semakin meninggalkan PDIP.
“Setelah mengeroyok Ganjar Pranowo, mereka masih menggunakan bujuk rayu kekuasaan mencoba bertindak tidak etis, terapkan devide et impera,” kata Hasto.
“Dengan melakukan politik devide et impera itu sebenarnya menunjukkan ketidakpercayaan diri dari pihak sana meskipun sebelumnya telah mencoba mengeroyok Pak Ganjar Pranowo, sehingga langkah langkah itu malah akan menghasilkan suatu energi positif bagi pergerakan seluruh kader PDIP,” lanjutnya.
Jawa Tengah Basis PDIP?
Aksi deklarasi Prabu yang dilakukan oleh Budiman tersebut dianggap tidak tepat oleh Hasto. Pasalnya, acara yang dilakukan di Semarang itu pun dianggap akan membuat kader PDIP Jawa Tengah semakin solid.
Hasto pun mengungkit kejadian Pemilu 2019 lalu. Pada waktu itu, Prabowo membuat posko di wilayah Solo. Namun, aksi di tanah kelahiran Presiden Joko Widodo itu pun justru membuat dukungan kepada PDIP semakin masif.
“Apa yang terjadi itu justru malah membangunkan spirit seluruh kader-kader PDIP, apalagi pengumumannya dilakukan di Jawa Tengah. Ini membangkitkan militansi seluruh kader-kader PDIP,” ujar Hasto.
Budiman Menanggapi Santai
Meski mengetahui bahwa ada risiko terkait dengan aksinya itu, Budiman tetap menanggapi santai. Pria yang sudah menjadi kader PDIP hampir dua dekade itu pun menilai jika ada pemecatan terhadap dirinya, seharusnya sudah ada pemanggilan secara resmi.
“Saya belum bisa kasih komentar banyak kecuali saya sudah dipanggil secara resmi,” kata Budiman.
Menurut Budiman, ia saat ini masih menunggu keputusan seperti apa yang akan diterimanya. Pasalnya, Budiman menilai ketika ada pemecatan, maka akan ada dan melewati beberapa kali surat peringatan.
Namun, sejauh ini surat peringatan resmi dari PDIP belum ada. Budiman pun masih santai menunggu.
Lalu, akan seperti apa keputusan yang akan dikeluarkan oleh PDIP? Mari kita tunggu saja hari ini.
Penulis: Sunardi
Editor: Yoga
Ilustrator: Vito
[…] dengan Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran. Beberapa aktivis itu di antaranya yakni Budiman Sudjatmiko dan Ketua Umum Partai Prima, Agus […]
[…] dengan Nusron, Budiman Sudjatmiko menilai bahwa persoalan HAM yang diduga menjerat Prabowo telah diselesaikan secara politik dan […]
[…] Adapun mantan aktivis 98 itu pada Jumat (18/8/2023) lalu secara terang-terangan mendukung Prabowo di Marina Convention Centre, Kota Semarang, Jawa Tengah. Di tempat itu, Budiman bahkan mendeklarasikan “Prabu” alias Prabowo Budiman Bersatu. […]