Cinta Bertepuk Sebelah Tangan? Coba 5 Cara Ini untuk Move On

FOMOMEDIA – Cinta ditolak, FomoMedia bertindak.

Kamu pasti sudah familiar dengan istilah “cinta bertepuk sebelah tangan” atau, bisa jadi, kamu pernah mengalaminya.

Bagi kamu yang belum merasakannya, semoga tidak mengalaminya. Sebab, itu akan menguras waktu dan membebani mentalmu, yang semestinya dimanfaatkan untuk hal produktif.

Namun, kadang kita nggak bisa mengelak, “Kan, perasaan tidak bisa ditebak. Tiba-tiba suka, tiba-tiba kangen, atau tiba-tiba tidak bisa tidur karena teringat raut wajahnya.” Betul. Perasaan punya logikanya sendiri. Maka dari itu, banyak yang larut dan tenggelam dengan perasaannya—baik sedih maupun gembira. 

Jika kamu belum mengalaminya dan pengin tahu tanda-tandanya untuk mengantisipasi sewaktu-waktu berada di posisi seperti itu, kami tampilkan beberapa gelagat seseorang yang menyukai pujaannya tanpa dibalas. 

Kami menghubungi Y (22 tahun), seorang mahasiswa tingkat akhir di salah satu kampus swasta di Jakarta, yang pernah mengalami cinta bertepuk sebelah tangan. Karena cinta tersebut, Y sempat menunda beberapa bulan untuk mengerjakan tugas akhir kampusnya. 

Y jatuh hati kepada temannya sendiri yang sudah terjalin sejak masa-masa ospek. “Entah kesambet apa waktu itu, tiba-tiba rasa suka sama dia muncul. Aku tahu dia pasti tolak, tapi aku nekat aja nyatakan perasaan kepadanya,” ungkap Y, dibarengi tawa.

Ungkapan perasaan itu ternyata ditanggapi dengan sikap yang berbeda. Perempuan yang Y sukai akhirnya tidak mau berteman lagi. “Itu yang bikin aku drop sampai-sampai skripsi kutinggalin. Lumayan menguras emosi, sih. Gak enak banget perasaan kayak gitu,” tutur Y dengan nada sesal. 

Skripsi memang sudah diselesaikan oleh Y, tapi sayangnya dia belum bisa beralih ke perempuan lain atau minimal meninggalkan perasaannya itu. Akibatnya, kadangkala, ketika sendiri di kosan, keinginan untuk menghubungi si doi pun muncul, tapi dia sadar bahwa dia telah ditolak. 

Nah, jika kamu tidak ingin seperti Y, FomoMedia kasih lima solusi untuk kamu. Siapa tahu berguna. 

Berlapang Dada

Perasaanmu telah menahun kepada si doi sehingga kamu akhirnya menyatakan cinta kepadanya. Namun, muaranya seperti yang dialami Y, yaitu ditolak dengan berbagai alasan yang dia lontarkan kepadamu. 

Setelah mendapat jawaban demikian, kamu jangan marah kepadanya. Sebab, hati tak boleh dipaksakan. Berlapang dada atas penolakan itu adalah sikap yang bijaksana dan tidak menghancurkan hubungan baik antara kalian. 

Kalau hatimu belum terima atas penolakan itu, coba ingat-ingat lagi, kebaikan apa yang si doi kasih kepada kamu. Atau, momentum pertemuan kalian berdua dan bagaimana cara kalian menjaga hubungan baika yang sudah lama kalian jaga dan rawat.

Berlapang dada akan membuat kamu semakin dewasa untuk menyikapi hal-hal di luar kehendakmu di kemudian hari. Kalau pengin sedikit optimistis, kamu bisa mengatakan seperti ini, “Di luar sana masih ada orang yang akan menerima aku sebagai pasangan hidupnya.”

Kesedihanmu Bisa Menjadi Kebahagiaanmu

Masih ingat roman Tenggelamnya Kapal van der Wijck karya Hamka? Nah, pasti ingat tokoh utamanya, Zainuddin, yang ditolak oleh Hayati karena mereka berdua beda adat istiadat. Antara Makassar dan Minangkabau. 

Usai cintanya ditolak, Zainuddin pergi berangkat ke Batavia untuk menjadi penulis. Dia menulis kisah sedihnya itu. Dari kesedihannya, akhirnya Zainuddin masyhur sebagai penulis roman terkenal. 

Spirit dari Zainuddin itu bisa diterapkan dalam kehidupanmu. Kegalauan yang menahun bisa kamu aktualisasikan di hobi yang kamu suka. Misalnya, kamu lihai dalam bermusik, buatlah lagu dari pengalamanmu. Bukannya karya dari pengalaman sendiri memiliki kekuatan sendiri ketimbang dari bahan orang lain.

Media Sosialmu Adalah Kecemasanmu

Pernah gak, sih, kamu memperhatikan si doi lewat media sosial (kayaknya pernah, deh)? Bosan  lihat foto-fotonya di Instagram, kamu berpindah ke Facebook. “Dia bikin status apa, ya?” begitu pikiranmu bertanya pada diri sendiri. Akhirnya, kamu cek profil Facebook-nya. 

Belum puas di situ, kamu juga lihat cuitan-cuitannya di Twitter. “Jangan-jangan dia juga lagi bikin utas tentang kenaikan BBM,” begitu besar rasa penasaranmu. 

Tidak selesai di situ, kamu masih menyempatkan cek status WhatsApp-nya. Dan balik lagi dari awal, tanpa sadar waktumu habis hanya memperhatikan satu orang yang telah membuat kamu sakit hati dan galau berhari-hari, sedangkan si doi berbahagia dengan aktivitasnya. Dia produktif, kamu nirproduktif. 

Agar kamu bisa move on dan ikutan produktif, lebih baik kamu tinggalkan media sosial untuk sementara. Tutup sementara akunmu atau silence semua akun si doi. Mungkin dengan cara itu kamu mampu melakukan hal-hal yang akan berdampak positif untuk hari ini dan hari depan. 

Kesibukan Baru

Hal ini yang jarang dilakukan oleh banyak orang ketika dia sedang sedih, yakni mencari kesibukan baru. Daripada kamu bertungkus lumus dengan kesedihanmu di kamar, mending datangi tempat-tempat olahraga yang membuatmu bugar dan sehat. 

Sekarang, tren fitness sedang digandrungi oleh semua kalangan. Kalau kamu berlangganan di tempat fitness, mungkin itu menjadi salah satu jalan keluar untukmu. Selain mendapatkan tubuh yang segar, kamu bisa saja bertemu dengan orang yang cocok menjadi pasangan kekasih atau ke jenjang yang lebih serius. 

Jatuh Cinta Lagi

Semua saran di atas muaranya adalah kamu mesti bahagia dengan caramu sendiri. Nah, salah satu kebahagiaan yang cukup manjur dan mampu melupakan kepedihan yang kamu alami sekarang adalah berusaha jatuh cinta lagi.

Bila kamu jatuh cinta lagi, kamu akan melewati perjalanan yang menyenangkan ke depan. Setidaknya masa lalumu tidak menghantuimu sebab ada kekasih baru yang menghiasi hari-harimu.

Penulis: Safar

Editor: Irwan

Ilustrator: Vito