FOMOMEDIA – Fernando Villavicencio jadi aktivis antikorupsi dan politisi andal di Ekuador. Keberadaannya dianggap berbahaya oleh mafia di negara itu.
Kabar duka datang dari Republik Ekuador. Fernando Villavicencio, seorang calon presiden Ekuador, dikabarkan tewas dibunuh, Rabu (9/8/2023), dalam acara kampanye di ibu kota Quito.
Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, Villavicencio terlihat dikelilingi oleh pendukungnya dan sedang ingin masuk ke dalam mobil. Namun, ketika masuk ke dalam mobil, terjadilah penembakan. Seketika, Villavicencio pun meninggal dunia.
Pria kelahiran Alausi, Ekuador, 11 Oktober 1963, tersebut dikenal lantang menentang korupsi. Menurut laporan AP, Villavicencio juga menjadi salah satu dari delapan kandidat dalam pemilihan presiden Ekuador yang akan digelar 20 Agustus 2023 mendatang.
Kabar meninggalnya Villavicencio itu dikutuk Presiden Guillermo Lasso. Menurutnya, ada kejahatan terorganisir di balik kematian pria 59 tahun itu.
“Saya meyakinkan Anda bahwa kejahatan ini tidak akan dibiarkan begitu saja. Kejahatan terorganisir sudah kelewatan dan mereka akan merasakan hukuman seberat-beratnya,” kata Lasso, dikutip dari AP.
Sementara itu, tersangka penembakan Villavicencio pun juga tewas. Tersangka tersebut telah tewas akibat luka usai terlibat baku tembak dengan polisi.
Meningkatnya Kekerasan
Masih menyitat dari sumber yang sama, Ekuador dalam setahun terakhir mengalami peningkatan kekerasan. Banyak penyelundup narkoba yang datang ke negara dengan penduduk 17,8 juta jiwa itu.
Adanya perdagangan narkoba di negara Amerika Selatan itu menjadi salah satu permasalahan sosial yang sedang dilawan. Termasuk apa yang dilakukan oleh Villavicencio. Ia adalah sosok kandidat calon presiden yang kuat dengan kampanye Gerakan Membangun Ekuador.Â
Jika dilihat dari segi historis, Ekuador merupakan negara yang tenang. Namun, meningkatnya kekerasan di negara itu berkelindan dengan maraknya penyelundupan dan perdagangan narkoba.
Sosok yang Kritis
Menurut laporan The Guardian, Villavicencio merupakan mantan anggota serikat pekerja di perusahaan minyak negara Petroecuador. Pria yang memiliki lima anak itu pun beralih menjadi jurnalis.Â
Ketika menjadi jurnalis, suara Villavicencio begitu lantang ketika menentang dugaan kerugian kontrak minyak jutaan dolar di negaranya itu.
Selain itu, sosok Villavicencio menjadi salah satu tokoh politik yang kritis terhadap korupsi. Sikap kritisnya itu pernah ia tunjukan selama masa pemerintahan mantan presiden Rafael Correa dari 2007 hingga 2017.
Bahkan, karena dianggap berbahaya bagi kekuasaan, Villavicencio pernah dijebloskan ke dalam penjara gara-gara masalah pencemaran nama baik atas pernyataan yang ia buat terhadap Correa.
Setelah lengsernya Correa, Villavicencio kemudian aktif lagi di dunia politik. Ia pun bergabung dengan Partai Coalition Movement dan pernah menjabat sebagai Anggota Majelis Nasional Ekuador.
Perannya sebagai seorang legislator dianggap mumpuni. Bahkan, sosok Villavicencio berperan penting dalam mencegah pemakzulan Lasso yang dilakukan oleh para politisi oposan.
Kini, publik Ekuador telah kehilangan aktivis antikorupsi dan politis andal itu. Selamat jalan, Fernando Villavicencio.
Penulis: Sunardi
Editor: Yoga
Ilustrator: Vito
[…] Capres Antikorupsi Ekuador Tewas Ditembak di Ibu Kota Quito […]