FOMOMEDIA – Aktor Aldiansyah Taher atau yang dikenal dengan nama Aldi Taher telah membuktikan bahwa sistem pengkaderan partai politik (parpol) di Indonesia bermasalah.
Baru-baru ini dunia politik Tanah Air digegerkan oleh sosok Aldi Taher. Aktor kelahiran Jayapura, 25 Oktober 1983, itu diketahui telah didaftarkan sebagai bakal calon legislatif (bacaleg) dari dua parpol sekaligus.
Dalam waktu yang berbeda, Aldi awalnya terdaftar menjadi bacaleg untuk Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta dari Partai Bulan Bintang (PBB). Namun, kabar terbaru, Aldi juga terdaftar sebagai caleg Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia dalam Pemilu 2024 mendatang dari Perindo.
Sontak hal ini membuat Komisi Pemilihan Umum (KPU) pusing. KPU DKI Jakarta, misalnya, meminta Aldi segera memutuskan apakah bakal mendaftar sebagai calon anggota DPRD atau DPR RI pada Pemilu 2024.
“Kami minta partai yang mengusulkan itu untuk mengklarifikasi dan nanti yang bersangkutan harus memilih di partai apa? Karena tidak boleh terdaftar di dua parpol,” kata Nurdin, Komisioner KPU Bidang Teknis Penyelenggaraan, seperti dikutip dari merdeka.com.
Nurdin menambahkan, pihaknya akan menghubungi Aldi setelah proses verifikasi berkas pada 23 Juni 2023 mendatang. Namun, setelah ramai jadi perbincangan, Aldi memutuskan untuk memilih Perindo. Aldi juga mengaku bahwa dirinya telah mengundurkan diri dari PBB.
Keputusan yang diambil Aldi untuk memilih Perindo tersebut ia nyatakan langsung kepada media.
“Insya Allah sudah info ke PBB sejak Minggu (pekan lalu). Saya sudah mengundurkan diri. Saya maju DPR RI sudah direstui pak Ketua Umum Perindo, Hary Tanoe,” kata Aldi, dikutip dari mediaindonesia.com, Minggu (21/5/2023).
Meski sudah menyatakan pilihannya ke Perindo, Aldi mengaku siap untuk memberikan klarifikasi kepada KPU DKI Jakarta.
Sistem Pengkaderan Partai Bermasalah?
Sosok Aldi Taher yang mendaftarkan diri sebagai caleg di dua parpol tersebut dianggap sebagai wujud buruknya sistem pengkaderan parpol di Indonesia.
Beberapa warganet sempat mengkritisi fenomena tersebut. Salah satunya adalah akun Twitter @SoundOfYogi. Ia bahkan menunjukkan bahwa sistem pengkaderan parpol di Indonesia bermasalah.
“Jangan mau jadi NPC (Non Playable Character) yang kegiatannya rutin itu2 saja. Jadilah se-chaos Aldi Taher,” tulis @SoundOfYogi, Sabtu (20/5/2023). “Hanya orang se-chaos Aldi Taher yang bisa mengkritik tajam sistem pengkaderan partai politik di Indonesia,” tambahnya.
Sementara itu, akun @ReyhanIsmail_ membalas unggahan @SoundOfYogi. Menurutnya, “ada kritik tajam yang ingin disuarakan seorang Aldi Taher dalam pergerakan politiknya. Hanya orang-orang yang ber-IQ di luar nalar yang paham.”
Penulis: Sunardi