FOMOMEDIA – Donald Trump sedang menghadapi dakwaan serius atas kepemilikan dokumen rahasia negara. Apa yang sebenarnya terjadi?
Presiden ke-45 Amerika Serikat (AS) Donald Trump menghadapi dakwaan atas kepemilikan dokumen rahasia negara setelah tidak lagi menjabat.
Apa yang sebenarnya terjadi, hukuman apa yang menanti dirinya, dan apa yang bakal terjadi seandainya dia terpilih lagi menjadi presiden tahun depan? Di sini, FomoMedia berupaya menjelaskannya untuk kamu.
Apa yang Sebenarnya Terjadi?
9 Juni 2023, sebuah dakwaan dijatuhkan kepada Trump, di mana sosok 76 tahun tersebut disebut telah melakukan 37 tindak kriminal, termasuk kepemilikan dokumen rahasia negara dan tindakan menghalang-halangi penyidikan. Di hari yang sama, Trump menyatakan bahwa dirinya tidak bersalah.
Dalam dakwaan tersebut turut dipaparkan bahwa Trump menyimpan sejumlah dokumen rahasia di aula, kamar mandi, ruangan kantor, kamar tidur, dan gudang di resornya di Mar-a-Lago, Florida. Trump juga menginstruksikan asistennya, Walt Nauda, untuk menyembunyikan dokumen-dokumen tersebut dari pengacara Trump, FBI, dan grand jury.
Total, ada lebih dari 13.000 dokumen yang disita dari kediaman Trump di Mar-a-Lago. Dari sekian dokumen, 100 di antaranya berstatus rahasia, termasuk beberapa yang memiliki cap “top secret“.
Dokumen-dokumen tersebut ditemukan oleh FBI pada sebuah penggerebekan yang dilakukan Agustus tahun lalu. Sebelumnya, pada Januari 2022, Trump sudah mengembalikan 15 boks berisi dokumen rahasia tetapi ternyata dia masih menyimpan banyak boks lain di kediamannya.
Hukuman Apa yang Menanti Trump?
Trump menghadapi banyak tuntutan, tetapi yang berpotensi mendatangkan hukuman terberat adalah pelanggaran atas Espionage Act atau Undang-undang Anti-Mata-mata. Pelanggaran atas Espionage Act ini membuat Trump berpotensi dijatuhi hukuman 10 tahun penjara.
Sebenarnya, Espionage Act tidak menjelaskan secara terperinci mengenai klasifikasi dokumen. Akan tetapi, di situ disebutkan soal kepemilikan atas dokumen yang mengandung informasi tentang kapabilitas pertahanan Amerika Serikat.
Menurut dakwaan yang ada, Trump memegang dokumen yang “memiliki informasi soal sistem dan kapabilitas pertahanan AS, program nuklir AS, kerentanan AS terhadap serangan dari luar, dan rencana pembalasan seandainya terjadi serangan terhadap AS.”
Selain itu, ada pula pasal menghalang-halangi penyidikan (obstruction of justice) dan pemberian keterangan palsu.
Apakah Trump Masih Bisa Jadi Presiden?
Trump sudah dipastikan bakal mencalonkan diri lagi sebagai Presiden AS pada Pemilu 2024 mendatang. Meski sedang menghadapi dakwaan, Trump masih bisa berkampanye karena proses peradilan diperkirakan baru akan berlangsung berbulan-bulan mendatang.
Selain itu, Trump pun ternyata masih bisa menjadi presiden. Sebab, dalam Konstitusi AS, hanya disebutkan bahwa “yang bisa menjadi presiden adalah orang yang lahir di AS dengan usia minimal 35 tahun dan sudah tinggal di AS selama 14 tahun”.
Ditambah lagi, apabila Trump nantinya terpilih jadi presiden, proses peradilan kemungkinan besar tidak akan dilanjutkan. Pasalnya, Departemen Kehakiman AS adalah bagian dari cabang eksekutif yang dipimpin oleh presiden. Mustahil rasanya jika departemen tersebut bergerak melawan pemimpin mereka sendiri.
Bisakah Pengampunan Diberikan pada Trump?
Presiden AS saat ini, Joe Biden, bisa saja memberikan pengampunan kepada Trump. Namun, masih sulit ditebak apakah Biden bakal melakukan ini. Sementara itu, Trump pun bisa saja memberikan pengampunan kepada dirinya sendiri jika dia terpilih menjadi presiden.
Akan tetapi, jika Trump memberikan pengampunan kepada dirinya sendiri, itu akan jadi tindakan inkonstitusional yang melanggar prinsip dasar bahwa seseorang tidak bisa menjadi hakim atas dirinya sendiri.
Penulis: Yoga
[…] Masih ingat dengan film The Shawshank Redemption? Drama kriminal yang rilis pada tahun 1994 itu, boleh dibilang, merupakan salah satu film terbaik sepanjang masa. Saking apiknya, film garapan sutradara Frank Darabont tersebut menginspirasi para tahanan di Colorado, Amerika Serikat, untuk kabur dari penjara. […]